Written by Khoti Isnaeni
Ketika rasa cinta sudah berwujud sebagai suatu keinginan untuk memiliki yang sulit Ia kontrol. Bisa jadi meresahkan batinnya dan tak jarang membuatnya gelisah namun Ia juga tahu bahwa tidak mungkin memaksakan cinta untuk diungkapkan.
Akhirnya dia hanya bisa mempasrahkan segala urusan perasaanya dan tidak menyalahkan siapapun atas segala bentuk cinta yang hadir.
Ia tetap bersyukur kepada Tuhannya dan mungkin inilah bentuk ujian perasaan yang harus Ia lewati. Ia pun hanya bisa mendoakan keselamatan bagi pujaan hatinya tersebut.
Apakah perempuan tersebut akan dipersatukan dengan seseorang yang ada di dalam doanya? Dan apakah dia sudah benar-benar pasrah dengan perjalanan perasaan tersebut? Kadang takdir memang tidak bisa ditebak tapi akan selalu ada keajaiban bagi mereka yg percaya bahwa Tuhan sudah mempersiapkan takdir terbaik untuk diri hambanya.
Maka rumus itulah yang selalu Ia genggam. Bahwa takdir kehidupannya tidak mungkin salah. Bahwa takdir hidupnya akan selalu tepat, tidak meleset.
Dan suatu ketika perempuan tersebut dipertemukan kembali dengan laki-laki yang Ia cintai selama ini. Hatinya pun bergetar seperti memanggil Tuhannya di langit sana. Ia tersenyum ringan dan getir bagai menyimpan duri dibalut sutra.
Yang tidak pernah dirinya tahu adalah lelaki itu pun mencintai dirinya diam-diam. Tak mengungkapkan dan justru menjauh. laki-laki itu juga telah menggenggam pemahaman kuat bahwa takdir baik pasti sedang dipersiapkan oleh Tuhannya. Dia hanya butuh sedikit sabar dan kepercayaan yang kuat agar tertanam sempurna.
Maka tibalah di hari yang tak disangka-sangkanya. Saat bertemu, laki-laki yang selama ini menyimpan rasa yang sama rupanya sudah bersiap-siap mengutarakan niat baiknya untuk menikahi perempuan yang ada di hatinya selama ini.
pemandangan langit pun terasa tenang, hanya angin yang kemudian berbisik merdu membangunkan dua perasaan manusia yang telah tertidur lama. Kini pertemuan itu bagai petir dahsyat yang datang di siang bolong. Perempuan dengan senyum manis itu lalu berkata, "aku bersedia menikah denganmu mas" setelah laki-laki mengajak nya menikah.
Tak disangka bahwa inilah takdir yang menjumpainya. bagi sang perempuan tentu ini sangat manis dan ajaib dan bagi laki-laki ini adalah bentuk dari menyimpan cinta untuk waktu yang tepat. Bagi perempuan bisa bertemu kembali dengan laki-laki yang pernah Ia inginkan tentu suatu yang menggembirakan dan bagi laki-laki dapat diterima oleh seseorang yang selama ini membuatnya menyimpan rasa tentu adalah hal yang menyenangkan.
Apa yang terjadi pada perempuan tersebut setelahnya?
Ya, benar sekali. Seperti perempuan kebanyakan. Perempuan itu pun pulang ke rumah dan langsung berkhayal kira-kira nama apa yang cocok untuk anak-anaknya kelak.
Wahhh keren.. cerita nya menarik nih. Ditunggu part selanjutnya nya kak
BalasHapus