‘’TIGA KEDIPAN MATA’’ ’bu, iis berangkat sekolah dulu yah’’, ku ucap salam lalu ku cium tangan , tidak seperti biasanya pagi ini beliau tak memberi senyuman padaku bahkan pandanganya kosong seperti ada sesuatu yang membebaninya, ibu memang sedang sakit parah dan sudah beberapa bulan ini ibu hanya bisa terbaring dikasur kamarnya. aku lalu memberi senyum terbaiku dan langsung bergegas menuju sekolah, dalam perjalanan aku merasakan sesuatu yang tak beres pagi ini, gelisah dan sedih, secara tiba tiba aku terbayang ibu akan pergi meninggalkan kami, mungkinkah ini akan terjadi, penyakit nomor 1 didunia yang paling berbahaya kini telah hinggap dibadanya, kanker ganas yang terus menerus menyebar hingga menyerang syaraf otak, dan rintihan kesakian yang hampir tiap malam ibu rasakan. aku tak ingin membayangkan ini. Teeetttttt....teettttt...teeeettttt... Bel sekolah yang terdengar jauh menghentikan lamunanku, bergegas aku berjalan lebih cepat hingga sampai disekolah dan memasuki kelas. Di